Pages

Minggu, 19 Februari 2012

RAKYAT KECIL VS PEJABAT


RAKYAT KECIL VS PEJABAT

Pemenuhan kebutuhan menjadi tanggung jawab semua individu. Lalu, bagaimana dengan rakyat-rakyat kecil? Ada beberapa perbedaan yang mencolok terkait antara rakyat kecil dengan orang yang memiliki kedudukan. Sebagai contoh sebut saja Banggar DPR. Satu kursi ruang pimpinan Banggar DPR dianggar sebesar Rp. 12 juta, sedang rakyat-rakyat kecil memakai dingklik kayupun sudah merasa bersyukur.
Perbedaan-perbedaan itu terkadang menjadi tolok ukur diantara keduanya. Kemiskinan menjadi hal unik tersendiri yang tidak boleh kita lupakan, bahkan kemiskinan sangat sulit untuk kita usir dari kehidupan masyarakat kita. Indonesia yang menjadi negara kita saat ini memiliki jutaan penduduknya yang hidup dalam lingkaran kemiskinan, tentunya mereka membutuhkan bantuan.
Dalam memberantas kemiskinan pemerintah belum bisa disebut berhasil. Hal tersebut dapat kita lihat dengan realitas yang ada. Permasalahan kemiskinan menjadi suatu hal yang tersulit untuk diselesaikan oleh pemerintah, melihat hal itu kita seringkali bertanya-tanya.
Kebijakan pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi hal menarik yang sering di perbincangkan oleh kalangan masyarakat. Pembentukan lembaga tersebut bertujuan untuk mengurangi kejahatan korupsi yang kian lama menggeregoti uang rakyatkecil. Memang  manusia selalu merencanakan tapi Tuhan belum tentu mengabulkan. Hal itu juga dialami oleh lembaga yang disebut KPK. Sebagai lembaga yang diharapkan dapat mengurangi korupsi pada kenyataannya banyak dari petinggi-petinggi KPK yang tersandung kasus pidana.  Apalagi setelah mencuaknya kasus korupsi yang menimpa Pimpinan KPK itu sendiri. Antari Azhar adalah mantan ketua KPK yang di copot dari kursi kepemimpinannya karena terjerat kasus korupsi, meskipun pada awal dipilihnya banyak menimbulkan kontroversi tapi lelaki yang telah berusia 58 tahun ini ditetapkan sebagai ketua KPK setelah mengalahkan calon yang lainnya. Dia merupakan salah satu contoh oknum pejabat yang tersandung kasus korupsi. Sebenarnya, masih banyak kasus-kasus korupsi yang lainnya, sebut saja Gayus Tambunan, Nazaruddin dan lain-lain. seharusnya mereka malu dengan perbuatan yang mereka lakukan, tapi realitas yang ada mereka merasa bangga dengan apa yang mereka perbuat. Perbuatan mereka sungguh mencoreng nama dari instansi yang mereka duduki. Tentunya dengan munculnya kasus tersebut membuat banyak kalangan masyarakat kecil menjadi marah, pasalnya kasus yang umumnya bisa di katakan sebagai kasus besar hanya mendapatkan hukuman yang ringan, hal itu bertolak belakang dengan kasus yang dialami oleh seorang ibu yang harus mendekam di jeruji besi hanya karena mengambil beberapa buah kapas yang berjatuan di tanah. Mungkinkah rakyat kecil akan selalu di tindas? Sebagai negara hukum Indonesia seharusnya lebih memperhatikan hal-hal yang sepele tersebut. Rakyat kecilpun juga memiliki hak untuk memperoleh keadilan di mata hukum. Peristiwa-peristiwa yang terjadi telah membuat banyak lapisan masyarakat kecewa dengan aparat penegak hukum.
Demi kemajuan bangsa, seharusnya kita bisa kembali melihat dasar negara kita, sehingga tidak ada lagi namanya diskriminasi, bagi kalangan masyarakat kecil. Sehingga kehidupan masyarakat kecil lebih bisa diperhatikan lagi.


0 komentar:

Posting Komentar